Mengapa Kita Memilih Untuk Berubah?
Suatu pendekatan kreatif dan efisien ; guna mensikapi peluang & kesempatan kerja yang semakin sempit & terhimpit.
Sumber daya manusia yang bagaimana yang siap diserap oleh industri…….?, Pertanyaan ini selalu muncul pada benak teman-teman mahasiswa ketika akan lulus atau sudah “mentok” tidak dapat kerja, di bawah ini terdapat beberapa wacana yang ingin saya kemukakan dalam forum ini, untuk sedikit menjadi bahan renungan bagi kita untuktampil dan menampilkan masa depan yang lebih bermakna.
Paradigma itu telah berubah,…………..
Ketika banjir menggenangi hampir seluruh wilayah
Setelah menelusuri jalan Daan Mogot yang telah terendam air ia berhasil tiba di tempat tujuan pukul 07.57, sehingga masih ada waktu dua mneit untuk berkemas sebelum tampil LIVE dalam kuis yang melibatkan seratus orang peserta dan dia berhasil.
Helmi telah lepas dari kebuntuan sudut pandang menjadi suatu perubahan yang membawa dampak positif yang berlipat ganda di masa depan, hal seperti ini pernahkah terlintas dalam benak kita???? Apakah hal itu bias saja terjadi? Atau “Apakah memang perubahan ini berproses secara sinergi dalam pikiran kita “ Sesungguhnya letak jawaban untuk pertanyaan tersebut ada pada diri kita sendiri.
Helmi adalah tipe seorang manajer atau karyawan kreatif; menurut MASLOW . Orang kreatif adalah orang yang tidak takut akan bawah sadarnya, kekanak-kanakannya, fantasinya dan dia adalah orang yang dengan tepat dan efisien menggunakan pikirannya dengan lancer dan fleksibel, juga menciptakan perubahan yang mendasar untuk memilih fariasi pendekatan untuk memecahkan masalah dengan tepat pula.
Beberapa diantara kita tidak keberatan dan bahkan tertantang dengan adanya perubahan-perubahan ini, Atau mungkin beberapa diantara kita yang masih harus berjuang untuk beradaptasi dengan hal-hal yang baru ini. Mungkin sulit dipercaya tetapi terbukti dalam beberapa kasus, setelah kita terbiasa dengan carabaru, maka tidaklah sukar bagi kita untuk mengerjakannya & beradaptasi.
Dalam dinamikanya, perubahan kadang memunculkan Maestronya yang dapat menjadi pembimbing dan tempat bagi kita untuk bertanya, namun hal terseebut jangan membuat kita menjadi lengah, karena kembali lagi pelaku utama dalam setiap inisiatif perubahan ini adalah kita sendiri. Apa yang dapat kita lakukan untuk tetap menigkatkan performance diri kita.??
Kembali jawabanya ada pada diri kita sendiri:
Dalam mengefektifkan diri kita lebih proaktif dibutuhkan rassa percaya diri dimana rasa percaya diri mudah muncul menjadi Need bila dilandasi oleh sikap positif & mencoba untuk memunculkan rasa suka terhadap lingkungan.
Gunawan Geniusaharja salah satu Exsekutif ASTRA International Tbk mengatakan bekerja dengan hati, melihat dengan kaki, maksudnnya kalau kita bekerja harus dengan senang hati,karena dengan senang hati pekerjaan itu dapat diselesaikan dengan baik. Ide-idepun secara kreatif keluar mengalir seperti air. Melihat dengan kaki esensinya adalah semua permasalahan harus dihadapi,harus benar-benar kita selesaikan dengan tuntas. Jangan menunda-nunda permasalahan. Sesungguhnnya permasalahan-permsalahan inilah yang membuat kita dewasa. Salah satunya kita harus siap menghadapi AFTA yang tinggal di depan mata, kita harus siap menghadap permasalahan itu.
Kuncinya adalah dalam bertindak, apabila dilakukan dengan sepenuh hati dan diselesaikan secara tuntas akan menjadi perubahan yang signifikan, dalam sudut pandang kita. Setidak-tidaknya kita kita mempunyai sudut pandang yang lebih besar dari sebelumnya yang cendrung santai, tidak mau berubah, kaku terhadap keyakinan dan lari dari masalah.Begitukah????
Berubah; Modal kemauan untuk belajar, dengan belajar hal-hal baru akan menumbuhkan spirit baru
Berubah; membutuhkan sikap tidak sungkan untuk masuk dalam lingkungan baru.
Berubah; Ambil Timing dengan cepat memang tidak mudah membaca timing yang tepat. Sebagian orang melihat waktunya belum tepat karena kesempatannya belum ada, tapi sebagian lain mengatakan sekaranglah waktunya, saya harus mulai duluan, meskipun kecil nantinya akan jadi besar dan saya sudah dikenal sebagai seorang yang expert di bidangnya.
Dari perubahan di atas Rhenald Kasali mengatakan yang perlu dipelajari oleh siapapun adalah tingkatkan kepekaan melihat peluang di depan mata. Mulailah sesuatu yang kendalanya sedikit dan “Anti –kerumunan” Artinya jadilah spesialis dibidangnya membutuhkan waktu dan kemauan untuk terus belajar.
Sebagai ilustrasi yang mendasar telah digambarkan oleh pakar manajemen Gede Prama dengan cukup lugas beliau bertutur beliau hamper setiap minggu terbang dan sekertarisnnya hafal betul kalau sebelum melakukan comfirm terhadap tiket ia harus mendapakan tempat duduk di depan dan di lorong. Dulu seringkali juga tidak kebagian tempat duduk yang saya inginkan Tidak jarang hati ini dibut kesal. Sempat mengira kekeliruan ada di sekretaris, namun belakangan pendekatannnya dalam melakukan check in dirubah dengan ekspresi penuh senyum beliau mengatakan begini “ saya akan senang sekali kalau dapat tempat duduk di depan dan di lorong” sebagai hasinnya saya belum pernah sekalipun saya dikecewakan. ( Dikutip dari tulisan Gede Prama tentang kebaikan ada di mana-mana)
Setelah kita mendengar cerita sederhana di atas kalau kita maumerubah pendekatan kita pada orang lain, banyak orang dengan amat suka rela membagi kebaikan dengan kita, modalnya tidak terlalu mahal sikap positif, senyum dan keyakinan terhadap sikap orang lain bahwa setiap orang pasti ada sisi baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar