Senin, 17 Desember 2007

8 Jurus Menuju Peningkatan Hidup

Pada saat tertentu, masalah dalam kehidupan seringkali menghampiri kita. Bila ditelaah seringkali bahwa sumber masalah itu adalah kita sendiri, sekaligus kita pula yang menghambat penyelesaiannya dikarenakan enggan menyelesaikannya. Hal ini bisa diartikan bahwa penolakan bersumber bukan dari luar melainkan dari dalam diri kita sendiri.

Quality of life yang diartikan sebagai kualitas hidup sering menurun karena masuknya hal-hal negatif ke dalam bawah sadar kita. Oleh karenanya kita akan mendapati banyak keluhan di sekitar kita seperti : mengeluh bahwa penghasilan kita yang tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap bulan, tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, selalu tidak ada waktu untuk merasakan kedekatan kepada Sang Pencipta, dan lain sebagainya.

Bila hal seperti ini selalu ada dalam pemikiran kita, maka kondisi tersebut akan benar-benar membuat ‘quality of life’ kita menurun.

Pertanyaannya; mengapa kita tidak memulai dari sekarang untuk meningkatkan ‘quality of life’ & menciptakan ‘insight’ baru dalam realitas kehidupan kita. Hal ini dilakukan dengan mulai berpikir tentang hal-hal yang tidak mungkin dan tidak kita yakini dapat tercapai. Misalnya cobalah kita berpikir bahwa kehidupan ini milik kita, dan kitalah yang mengendalikannya. Bukanlah orang lain yang mengendalikan tetapi kita yang mempunyai rencana terhadap hidup kita.

Hal Positif

Ketika kita ingin merealisasikan rencana hidup kita dan kita meyakini sesuatu, tanpa kita sadari alam bawah sadar kita bergerak dan mendorong alam sadar kita untuk merealisasikan menjadi kenyataan. Seringkali apa yang kita masukkan ke dalam pikiran kita tergantung situasi dan suasana hati kita. Penting kiranya bagi kita untuk memasukkan hal-hal yang positif ke dalam pikiran bawah sadar walaupun banyak hambatan harus dihadapi.

Sebagian besar orang memimpikan adanya peningkatan ‘quality of life’ dengan menciptakan situasi untuk masuknya keyakinan yang positif dalam alam bawah sadar kita. Dan pikiran bawah sadar kita bekerja secara terus menerus mendorong kita untuk membuktikan bahwa apa yang kita yakini benar adanya. Dengan adanya keyakinan positif inilah maka ‘quality of life’ kita meningkat.

Berikut ini 8 sikap yang memungkinkan alam bawah sadar kita mudah menerima hal-hal yang positif :

  1. Ketulusan, menjadi karakter yang dominan dan paling diterima oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran dan tidak mencari-cari alasan memutarbalikkan fakta. Prinsip dari ketulusan adalah “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”.
  1. Berpikir positif, selalu berusaha melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif, dalam situasi yang burukpun selalu berbicara kebaikan daripada keburukan orang lain, dan berorientasi kepada solusi bukan frustasi.
  1. Kerendahan hati, kita tentunya perlu sepakat hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati, orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang berada di atasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya merasa minder.
  1. Proaktif, adanya dorongan untuk mengambil sikap lebih antisipatif dan matang dalam bersikap yang ditandai dengan menganalisa dan melakukan langkah-langkah taktis dalam menyelesaikan masalah, terkesan dinamis dan menjadi inspirasi bagi orang lain.
  1. Percaya diri, dari ciri ini yang menonjol adalah mau menerima dirinya apa adanya, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Tahu apa yang dilakukan dan bagaimana melakukan dengan baik.
  1. Kebesaran jiwa, seseorang yang mudah memaafkan orang lain, berjiwa besar dan menghadapi masa-masa sulit dengan tegar dan tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan.
  1. Bertanggung jawab, sikap yang menonjol dari seseorang yang bertanggung jawab adanya kesungguhan dalam menghadapi masalah. Dia tidak mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapapun.
  1. Empati, orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik, tetapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika ada konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak.

Tidak ada komentar: